Tahnik Bayi


Di antara sunnah Nabi SAW adalah mentahnik bayi yang baru dilahirkan. Tahnik adalah mengusap mulut bayi bagian atas dengan kurma yang telah dilembutkan. Tahnik dianjurkan berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Burdah dari Abu Musa Al-Asy’ari bahwa beliau berkata: “Ketika putraku dilahirkan, aku membawanya kepada Rasulullah SAW, beliau memberinya nama Ibrahim, mentahniknya dengan kurma, mendoakan keberkahan baginya lalu mengembalikannya kepadaku.” (HR. Bukhari-Muslim)

Siapapun diperbolehkan mentahnik bayi, baik laki-laki maupun perempuan, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau dahulu biasa disodori bayi-bayi yang baru dilahirkan lalu beliau mendoakan keberkahan untuk mereka dan mentahnik mereka. (HR. Muslim)

Imam Ahmad bin Hambal juga pernah disodori seorang bayi lalu beliau memerintahkan seorang wanita untuk mentahniknya. (lihat: Tuhfatul Maulud karangan Ibnul Qoyyim hal. 9)

Disunnahkan mentahnik dengan kurma yang telah dilembutkan berdasarkan hadits-hadits shahih. Namun jika tidak ada kurma, tidak apa-apa mentahnik dengan makanan-makanan yang manis seperti madu. Sebaiknya dihindari makanan yang pernah tersentuh api seperti dibakar, digoreng, dsb. (lihat: al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah: 10/227)

Tahnik sebaiknya dilakukan pada hari ketika bayi dilahirkan berdasarkan bunyi hadits yang ada. Namun tidak apa-apa mentahnik setelah hari kelahirannya. (lihat: Fathul Bari: 9/588, 7/249)

Wallahu a’lamu bish showab.

0 Response to "Tahnik Bayi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel