Hadits tentang Zuhud


Teks Hadis

Sahal bin Sa'ad radhiyallahu ‘anhu berkata: Ada seorang laki-laki datang menghadap Nabi SAW lalu berkata: ‘Tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yang bila aku melakukannya, aku disukai Allah dan manusia.’ Nabi SAW lalu bersabda:

"Zuhudlah dari dunia, Allah akan mencintaimu dan zuhudlah dari apa yang dimiliki orang, mereka akan mencintaimu." Riwayat Ibnu Majah dengan sanad hasan.[1]

Kajian Sanad
Hadis di atas dihasankan oleh Ibn Hajar dalam Bulughul Maram-nya. An-Nawawi juga menghasankannya dalam Arbain-nya. Sedangkan Al-Hakim berkata, “Sanadnya shahih.”

Namun semua pendapat mereka mendapatkan kritikan. Adz-Dzahabi berkata dalam Talkhish-nya, “Khalid adalah seorang pemalsu (hadis).” Maksudnya yaitu Khalid bin ‘Amr Al-Qurasyi. Ibn Rajab ketika mengomentari pendapat An-Nawawi berkata, “Pendapat itu masih perlu dikoreksi lagi.” Lalu beliau memaparkan keterangan dari para ahli hadis mengenai status perawi bernama Khalid.[2]

Pendapat Imam Ahmad dan Yahya bin Ma’in mengenai Khalid sama, “Hadi-hadisnya mungkar.” Abu Daud dan An-Nasai juga menilai Khalid sebagai al-Wadhaa’ (pemalsu hadis). Sedangkan komentar Ibn ‘Adi, “Sebagian besar atau seluruh hadisnya palsu.” Abu Hatim lebih tegas lagi, beliau mengatakan, “Ini adalah hadis batil (palsu).”[3]

Memang terdapat hadis-hadis lain yang senada dengan hadis di atas dari jalur yang berbeda-beda. Namun semuanya tak ada yang luput dari kritikan.[4] Kendatipun demikian, Al-Mundziri cenderung menilai baik hadis itu sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Nuruddin ‘Itr dalam I’lamul Anam-nya. Terlebih, hadis tersebut berkenaan tentang keutamaan (fadhail) amal.

Kandungan Hadis
Hadis tersebut berisi pesan yang sangat berharga berkenaan dengan konsep kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW memberikan kunci kebahagiaan itu berupa zuhud terhadap dunia. Zuhud berarti menghindar atau tidak memperbanyak. Orang yang zuhud terhadap dunia berarti menghindar darinya. Seseorang yang zuhud tampak dari sikapnya yang tidak ambisius terhadap dunia, karena baginya dunia adalah hina. Zuhud bukan berarti membenci dan meninggalkan dunia sama sekali, tapi zuhud adalah menjadikan dunia sebagai jalan pintas menuju kebahagiaan akhirat, karena zuhud adalah amalan hati, bisa jadi orang yang zuhud kaya raya, namun hatinya tidak terpengaruh sedikit pun dengan kekayaan materi tersebut. Hatinya jauh lebih kaya dengan nur ilahi. Hatinya hanya untuk Allah SWT saja.

Mengenai zuhud terhadap dunia, Al-Quran telah menyinggungnya dalam banyak ayat, di antaranya:

“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A'la: 16-17)

"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.” (QS. An-Nisaa: 77)

Masih banyak lagi ayat atau hadis yang menerangkan betapa hinanya dunia dan betapa mulianya akhirat.

Sedangkan zuhud terhadap apa yang dimiliki manusia, Al-Quran juga telah menyinggungnya dalam beberapa ayat di antaranya:

“Dan janganlah kamu tujukan pandanganmu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaahaa: 131)

Wallahu a’lam bish showab.

Rujukan: Kitab I’lamul Anam Syarah Bulughul Maram karya Syaikh Dr. Nuruddin ‘Itr.

[1] Ibn Majah dalam bab Az-Zuhd (Zuhud di Dunia): 2/1373-1374, Al-Hakim: 4/313, dalam cetakan tertulis, “Ibn Majah dan lainnya”.
[2] Jami’ Al-‘Ulum Wa Al-Hikam: 2/174-176, Mishbah Az-Zujajah: 2/319.
[3] Ilal Al-Hadits: 2/107.
[4] Jami’ Al-‘Ulum karya Ibn Rajab: 2/176-177, At-Targhib karya Al-Mundziri: 4/56-57.

0 Response to "Hadits tentang Zuhud"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel